Komunitas Tanpa Kegiatan Seperti Rumah
Tanpa Pondasi
Apa yang kita bisa pahami sebagai
orang-orang yang terpanggil dalam sebuah komunitas. Tulisan ini terinspirasi
dari membaca sebuah tagline judul di media social “Perempuan tanpa laki-laki
seperti Ikan Tanpa sepeda”. Kalimat itu silahkan dimaknai.
Ilustrasi |
Perempuan tanpa laki-laki seperti ikan
tanpa sepeda sebuah kalimat yang dicetuskan oleh tokoh feminisme di belahan negeri
lain. Artinya untuk memaknai kalimat tersebut. Kita harus mampu berpikir
kritis. Memahaminya dengan menganalisa maksud dan tujuan sebuah kalimat.
Selanjutnya, dalam beranda media sosial tersebut
terjadi perdebatan. Mengarahkan pembaca untuk memaknai kalimat tersebut. Banyak
komentar sesuai dengan penalaran dan pemikirannya sendiri. Selain itu, ada
salah satu komentator yang penulis simpulkan sebagai sebuah pemahaman yang
dapat penulis terima. Penerimaan makna tersebut menjadi ajang penulis untuk
terus belajar. Terutama, menjadi manusia yang suka dan gemar membaca. Semua bisa
dimulai dengan mulai membaca. Melatih semua pemahaman yang kita miliki untuk
memaknai sebuah kalimat. Anda pasti saat ini masih membaca, sedikit kesal.
Terutama penulis belum mengartikan makna kalimat tersebut.
BACA… kata baca
penulis tebalkan sebagai penegasan untuk anda mulai berliterasi kritis.Tidak
sembarangan memberikan emotikon atau menaburkan jempol kesana-kemari. Layaknya pedagang
yang menjualkan barang daganganya. Hehehe…. Ayo apa artinya ya?
Perempuan tanpa Laki-laki seperti ikan
tanpa sepeda bermaksud menyamakan ikan
yang tentunya tidak perlu sepeda dalam beraktivitas dan kehidupan. Ikan tidak
mempunyai kaki, selain itu ikan hidup dengan berenang. Jadi, Ikan tidak butuh
Sepeda. Selanjutnya, Perempuan tanpa laki-laki tentunya bermakna. Wanita pun bisa
hidup tanpa laki-laki. Konsep penyetaraan gender dalam feminisme merupakan
sebuah pemahaman yang disampaikan untuk sebagian orang yang berpikiran sama. Perempuan
tentu bisa melakukan hal-hal besar seperti yang pria biasa lakukan. Namun bukan
itu semua yang akan penulis sampaikan. Terima kasih telah membaca tulisan
sampai titik ini.
Ayo kita maknai kalimat “Komunitas tanpa
kegiatan seperti rumah tanpa Pondasi”. Tentunya setelah membaca paragraph demi paragraph
di atas. Anda semua sudah punya pemahaman dasar ya.
Mari kita artikan “Rumah tanpa pondasi”
ungkapan ini tentunya telah kita pahami., Sebuah bangunan yang kita sebut rumah
sebagai tempat berkumpul sebuah keluarga. Lalu, kita pahami pondasi atau sebuah
dasar yang menjadi titik awal bagi sebuah rumah agar menjadi sebuah bangunan
yang kokoh dan layak untuk dihuni.
Pondasi sebagai dasar dalam proses
sebuah pembangunan rumah. Jika pondasinya kuat, Rumah itu akan menjadi kuat.
Jika pondasi itu dibuat asal-asalan, bukan tidak mungkin rumah itu bisa saja
hancur dan roboh. Tentunya korbannya adalah penghuni yang ada di dalamnya.
Selanjutnya, “Komunitas tanpa kegiatan”
mari kita maknai ungkapan tersebut. Sebuah komunitas dibentuk atas dasar kesepakatan
dan memiliki sebuah tujuan yang sama. Layaknya sebuah rumah. Komunitas menjadi
ajang berkumpul bagi orang-orang yang memiliki sebuah kesamaaan dalam ide dan
gagasan. Selain itu, komunitas seperti rumah yang nyaman untuk dihuni setelah
proses interaksi yang berkelanjutan. Semua itu, dibutuhkan proses berkelanjutan
terus menerus. jadi KOMUNITAS ITU. YA... TERUS BERKEGIATAN. Tapi terencana ya.... Semangat.
Interaksi dalam sebuah komunitas itu
apa? Mari kita maknai ungkapan Komunitas tanpa kegiatan. Kegiatan dalam sebuah
komunitas adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kegiatan berfungsi
seperti halnya Pondasi dalam membangun sebuah Komunitas. Pondasi atau dasar
komunitas bisa terbentuk, kuat dan terjaga. Dengan cara melakukan kegiatan
secara berkala atau berkelanjutan. Sebuah komunitas juga akan perlahan-lahan
rusak dan bisa saja hancur bila tidak ada kesepatan dalam berkegiatan. Selain
itu, komunitas juga butuh kegiatan sebagai cara untuk berinteraksi dan sebagai
cara untuk mempererat satu sama lain.
Kita contohkan sebuah komunitas
melakukan bakti sosial yang memfasilitasi semua anggota untuk ikut serta. Momen
kegiatan yang terjadi dalam sebuah komunitas menjadi sebuah keharusan. Setelah melepaskan
semua atribut diri dan berkomunitas. Orang akan menjadi pribadi yang polos tanpa
apa-pun. Keadaan tersebut akan terlukis dengan kenangan dan kegiatan dalam
berkomunitas. Tentu itu semua bukan sebuah keharusan. Namun, itu semua bisa
menjadi sebuah kewajiban untuk diri menjadi lebih baik satu sama lain.
KEGIATAN menjadi Pondasi sebuah
komunitas dilandasi dengan kejujuran dan keterbukaan satu sama lain. Apapun komunitas
yang anda tergabung di dalamnya? Kesamaan pandangan dan misi menjadi sebuah hal
yang mendasar. Itu semua bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan bersama Komunitas anda.
Setiap kegiatan komunitas yang lakukan menjadi sebuah dasar pondasi komunitas
untuk terus bisa bertahan. membangun kebersaamaan dalam kegiatan dalam duka dan suka.
Semoga apa yang saya tulis dapat
diterima dan dipahami oleh kita yang berdiri dalam satu komunitas dan bagi anda di komunitas-komunitas lainnya. Selain itu,
bagi anda yang membaca tulisan ini. Mulailah terus berliterasi, menambah
pengetahuan. Jangan biarkan, kita menjadi pribadi yang meyebar hoaks dan kebencian. Selamat berkumpul dalam sebuah momen yang bernama kegiatan.
Terima kasih telah membaca. Salam Komunitas //TTM : Tim Tebo Top Multimedia//.
No comments:
Post a Comment